Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Beginilah Adab Tertawa Dalam Islam

???????????????????????? ?????????????? ?????????

????? ???????? ?????????? ??????? ???????? ????????? ??????? ????????

 "Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguh�nya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.�

Terlalu sering ketawa juga menunjukkan bahwa orang tersebut seperti lupa akhirat. Ia lalai dan tidak mencerminkan sikap seorang muslim yang berorientasi akhirat. Karena jika seorang muslim ingat akhirat maka ia akan sangat jarang tertawa, karena ia belum tentu masuk surga dan belum tentu dihindarkan dari siksa neraka yang kekal.

Nabi Muhammad Shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
�Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat tentang kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis.�
Adab Tertawa
* Meneladani Nabi dalam senyuman dan tawa beliau.
Dari Ka�ab bin Malik r.a, ia berkata:

�Rasulullah apabila (ada sesuatu yang membuatnya) senang (maka) wajah beliau akan bersinar seolah-olah wajah beliau sepenggal rembulan.� (HR Al-Bukhari)

* Tidak tertawa untuk mengejek, mengolok atau mencela.

�Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.� (QS. Al-Hujurat: 11)
* Tidak memperbanyak tertawa.
�Berhati-hatilah dengan tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.� (Hadits shahih)
* Tidak menjadikannya sebagai sebuah profesi.
�Celakalah bagi orang-orang yang bercakap-cakap dengan suatu perkataan untuk membuat sekelompok orang tertawa (dengan perkataan tersebut), sedang ia berbohong dalam percakapannya itu, celakalah baginya dan celakalah baginya.� (HR at-Tirmidzi)

?????? ?????? ???????? ?????????? ???? ???????? ?????? ???? ?????? ???? ??????? ????????

Artinya:
Celakalah orang yang berdusta untuk membuat bahan tertawa bagi manusia. Celaka dia, celaka dia. Nabi mengulangnya tiga kali. (HR.Abu Daud)  

�Aku menjamin dengan sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seseorang yang memperbaiki akhlaknya.� (HR. Abu Dawud). 

Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi bahwa maknanya adalah apabila seseorang berbicara dengan suatu pembicaraan yang benar untuk membuat orang lain tertawa, hukumnya adalah boleh.
Al-Ghazali berkata, �Jika demikian, haruslah sesuai dengan canda Rasulullah, tidak dilakukan kecuali dengan benar, tidak menyakiti hati dan tidak pula berlebih-lebihan.�
* Tidak berlebih-lebihan dalam tertawa dan terbahak-bahak dengan suara yang keras.
�Aku tidak pernah melihat Rasulullah berlebih-lebihan ketika tertawa hingga terlihat langit-langit mulut beliau, sesungguhnya (tawa beliau) hanyalah senyum semata.� (HR. Al-Bukhari)

Wallahu 'alam bishawab.

http://khusyani.blogspot.co.id/2015/08/adab-tertawa-dalam-islam.html

Posting Komentar untuk "Beginilah Adab Tertawa Dalam Islam"